Kita sering mendengar tentang istilah Generation-Y (generasi milenium),
yang sering dikatakan sebagai generasi “melek
internet”, yang sudah sangat akrab dengan teknologi seperti Smartphone, iPad, Blackberry, facebook, twitter, Online
Gaming,
Chatting, Video Conferencing dan lainnya. Generasi milenium ini biasanya adalah
orang-orang yang lahir sekitar awal tahun
1980-an yang secara budaya telah mengadopsi teknologi canggih yang
berbeda jauh dengan generasi pendahulunya ‘Generation-X’.
Diidentifikasikan, ada 4 teknologi utama yang
mendukung tranformasi bisnis, mulai dari 1. Mainframe, 2. Departmental computing, 3. Personal Computer
(PCs) dan sampai ke 4. Internet. Saat ini, era
Internet yang merupakan connected
computers sedang bertransformasi menjadi connected
people. Inilah era baru yang
ke-5 yang disebut sebagai era Social
Business.
Konsep Social Business meliputi hal-hal sebagai berikut: reach
people
where they live and work, engage people
productively in a business context, discover new
insights from people and content, serta Integrate social
intelligence into core processes.
Beberapa diantara kita mungkin pernah mendengar istilah crowdsourcing, di mana – biasanya melalui media sosial seperti facebook ataupun twitter, secara
informal kita meminta pendapat teman-teman tentang sesuatu hal yang
dapat mempengaruhi kita dalam memilih suatu produk, membeli smartphone baru misalnya. Fenomena ini,
yang dimungkinkan dengan adanya Social
Network, telah banyak mengubah cara kita sebagai konsumen dalam memilih suatu produk. Demikian pula
halnya dari sisi produsen, telah banyak mengubah cara-cara dalam melakukan advertising dan segmentasi pasar.
Sebagai contoh, ada suatu perusahaan
multi-nasional yang
bergerak dalam bidang minuman berenergi, memfokuskan pemasaran dan promosi produk-produknya dengan melibatkan atlit-atlit ternama. Ternyata, setelah melalui analisa
media sosial (social
media analytics)
seperti facebook &
twitter, pengguna terbesar dari produknya adalah para Gamers. Mereka menyadari dan menemukan bahwa
target pasar yang
ditentukan sebelumnya ternyata berbeda dengan kenyataannya. Berdasarkan informasi dari social
analytics tersebut, strategi pemasaran kemudian diubah dan lebih difokuskan kepada para Gamers, salah satunya dengan cara menempatkan vending
machine di Internet
Cafe (di
Indonesia disebut sebagai warnet – warung
internet) yang tersebar di banyak tempat,
yang memberikan hasil bisnis yang
menggembirakan – yaitu peningkatan penjualan secara signifikan.
Istilah lain dalam Social Business adalah Tipper,
yang biasanya berupa seorang/beberapa expert
dalam suatu komunitas yang
opini-nya di-respect oleh para follower-nya dalam memilih sesuatu. Misal, seorang expert yang
melakukan suatu
review terhadap mobil keluaran baru. Tipper dapat menjadi
target dari produsen, sebagai
partner bisnis dalam melakukan promosi produknya.
No comments:
Post a Comment