Translate

Saturday, June 30, 2012

Mengenal trend Social Business


Kita sering mendengar tentang istilah Generation-Y (generasi milenium), yang sering dikatakan sebagai generasimelek internet”, yang sudah sangat akrab dengan teknologi seperti Smartphone, iPad, Blackberry, facebook, twitter, Online Gaming, Chatting, Video Conferencing dan lainnya. Generasi milenium ini biasanya adalah orang-orang yang lahir sekitar awal tahun 1980-an yang secara budaya telah mengadopsi teknologi canggih yang berbeda jauh dengan generasi pendahulunyaGeneration-X’.
Diidentifikasikan, ada 4 teknologi utama yang mendukung tranformasi bisnis, mulai dari 1. Mainframe, 2. Departmental computing, 3. Personal Computer (PCs) dan sampai ke 4. Internet. Saat ini, era Internet yang merupakan connected computers sedang bertransformasi menjadi connected people. Inilah era baru yang ke-5 yang disebut sebagai era Social Business.
Konsep Social Business meliputi hal-hal sebagai berikut: reach people where they live and work, engage people productively in a business context, discover new insights from people and content, serta Integrate social intelligence into core processes.
Beberapa diantara kita mungkin pernah mendengar istilah crowdsourcing,  di manabiasanya melalui media sosial seperti facebook ataupun twitter, secara informal kita meminta pendapat teman-teman tentang sesuatu hal yang dapat mempengaruhi kita dalam memilih suatu produk, membeli smartphone baru misalnya. Fenomena ini, yang dimungkinkan dengan adanya Social Network, telah banyak mengubah cara kita sebagai konsumen dalam memilih suatu produk. Demikian pula halnya dari sisi produsen, telah banyak mengubah cara-cara dalam melakukan advertising dan segmentasi pasar.
Sebagai contoh, ada suatu perusahaan multi-nasional yang bergerak dalam bidang minuman berenergi, memfokuskan pemasaran dan promosi produk-produknya dengan melibatkan atlit-atlit ternama. Ternyata, setelah melalui analisa media sosial (social media analytics) seperti facebook & twitter, pengguna terbesar dari produknya adalah para Gamers. Mereka menyadari dan menemukan bahwa target pasar yang ditentukan sebelumnya ternyata berbeda dengan kenyataannya. Berdasarkan informasi dari social analytics tersebut, strategi pemasaran kemudian diubah dan lebih difokuskan kepada para Gamers, salah satunya dengan cara menempatkan vending machine di Internet Cafe (di Indonesia disebut sebagai warnetwarung internet) yang tersebar di banyak tempat, yang memberikan hasil bisnis yang menggembirakanyaitu peningkatan penjualan secara signifikan.
Istilah lain dalam Social Business adalah Tipper, yang biasanya berupa seorang/beberapa expert dalam suatu komunitas yang opini-nya di-respect oleh para follower-nya dalam memilih sesuatu. Misal, seorang expert yang melakukan suatu review terhadap mobil keluaran baru. Tipper dapat menjadi target dari produsen, sebagai partner bisnis dalam melakukan promosi produknya.

No comments: