Translate

Wednesday, July 25, 2012

Real Time Analytic Processing


Real Time Analytic Processing (RTAP)
Enabling continues and extremely fast Stream Computing in Bigdata processing 
Capture and Act on all of your moving business data (data-in-motion) in Real Time
 
Kita yang berkecimpung di dunia teknologi informasi tentunya sudah pernah mendengar tentang istilah OLTP dan OLAP. OLTP – OnLine Transaction Processing, seperti namanya, merupakan metodologi analisa data secara cepat yang berasal dari aplikasi berbasiskan transaksi, sedangkan OLAP OnLine Analytical Processing merupakan analisa data multi dimensi secara interaktif melalui 3 cara analisa operasional: consolidation (roll-up), drill-down, dan slicing & dicing. Keduanya melibatkan analisa data dalam jumlah yang besar.
Disarikan dari wikipedia.org, pengertian aplikasi berbasis transaksi lebih kepada aplikasi yang membutuhkan respon langsung, seperti transaksi di ATM misalnya . Kita sebagai nasabah yang sedang berdiri di depan ATM tidak mau menunggu bahkan 5 menit saja untuk mengambil uang saat mesin ATM menampilkan pesansilahkan tunggu…”, apalagi menunggu beberapa jam. Sedangkan analisa data multi dimensi dapat berupa laporan manajemen, laporan bisnis untuk sales atau marketing, serta business process management.
Analisa OLTP dan OLAP lebih kepada stored-data yang terstruktur, artinya data yang akan dianalisa sudah pernah tersimpan di dalam suatu database, kemudian dilakukan analisa. Tantangan untuk analisa data akan sangat berbeda kalau data tersebut sedang bergerak (data-in-motion) dan terdiri dari kombinasi data terstruktur dan tidak terstruktur. Data tidak terstruktur dapat berupa gambar, text, maupun video. Kemudian, bagaimana kalau  data yang bergerak (data-in-motion) itu sedemikan besar, misal dalam skala Giga Bytes, Tera Bytes atau bahkan Peta Bytes per hari?
Menganalisa data bergerak yang sedemikian besar merupakan suatu tantangan tersendiri. Data dapat berasal dari berbagai sumber seperti sensor, kamera, news feed, atau sumber lainnya termasuk database.
Di Manufacturing, kita dapat menempatkan sensor sebagai quality control pada saat tahap pembotolan produk minuman misalnya.  Sensor yang di tempatkan pada production line yang berbeda secara bersamaan dapat memberikan feedback terhadap sistem monitoring untuk melakukan pemantauan terhadap kualitas minuman dan memberikan alert kepada pengawas yang bertugas jika terjadi sesuatu di luar dari kualitas yang seharusnya (misal ada kebocoran yang menyebabkan minuman terkontaminasi bahan lainnya sehingga konsentrasinya menjadi berbeda). Dalam kondisi tertentu yang sudah didefinisikan sebelumnya melalui rules, sistem monitoring dapat secara proaktif menginstruksikan untuk menutup valve utama pengisian ke botol-botol, agar supaya minuman tidak terbuang percuma dan dapat segera dilakukan analisa kebocoran untuk mencari penyebabnya.
Dalam dunia telekomunikasi, pergerakan data dapat dengan mudah mencapai skala Terabit per detik. Churn Analysis (kemungkinan customer tidak menggunakan nomor-nya lagi) dan Retention Management dapat dilakukan dari sumber data bergerak seperti CDR (Call Detail Record), yang dikombinasikan dengan data demografik customer, billing service dan attitude information serta historical analysis untuk dapat mengembangkan program-program promosi pemasaran yang lebih tepat guna.
Tipe analisa data seperti ini, di mana jumlah data sangat besar dan bergerak secara cepat (data-in-motion) dan membutuhkan respon yang cepat secara real-time disebut sebagai Real Time Analytics Processing (RTAP).

lihat juga artikel lainnya Mengenal Big Data

Sunday, July 1, 2012

Petunjuk Praktis untuk Memperoleh Gelar MM/MBA di Indonesia dengan Menyelesaikan Case Study sebagai Thesis


Saat ini anda mungkin sedang memilih sekolah bisnis yang tepat untuk melanjutkan studi ke jenjang magister atau anda sudah memiliki beberapa sekolah bisnis untuk dipertimbangkan atau bahkan telah menentukan satu pilihan.

Keputusan untuk memilih sekolah bisnis akan tergantung kepada situasi anda sekarang ini. Kemungkinannya adalah:

  • Anda baru lulus jenjang Strata-1 (S1) dari jurusan pemasaran, ekonomi, keuangan atau teknik dan akan langsung melanjutkan studi jenjang Strata-2 (S2) bisnis
  • Anda sudah memiliki pengalaman bekerja selama beberapa tahun di suatu industri dan berpikir bahwa jenjang S2 bisnis akan dapat mendukung karir anda di masa depan
  • Anda sudah meninggalkan bangku sekolah untuk jangka waktu yang cukup lama untuk mengejar karir, dan sekarang anda sudah menjadi bagian dari manajemen di perusahaan
  • Anda sudah menjalankan bisnis sendiri dan berpikir ada baiknya untuk melanjutkan studi jenjang S2 bisnis
  • Perusahaan di mana anda bekerja sekarang mengharuskan pegawai untuk memiliki gelar magister bisnis, sebagai salah satu syarat utama untuk dapat dipromosi ke tingkat manajemen puncak dan tidak ada cara lain untuk mendapatkan promosi tanpa mendapatkan gelar tersebut
  • Atau anda mungkin punya alasan sendiri untuk mengambil kuliah jenjang magister.
Apapun situasi anda sekarang, dari berbagai jurusan yang ada di sekolah bisnis, anda akan menemukan satu jurusan yang lebih sesuai dengan keinginan anda. Program-program yang ada di banyak sekolah bisnis menawarkan program regular atau eksekutif. Program reguler berarti bahwa kelas anda akan dijadwalkan pada hari biasa, baik siang, sore atau malam hari. Program ini cocok untuk para lulusan baru atau yang sudah memiliki pengalaman bekerja beberapa tahun. Program eksekutif yang biasanya diadakan di akhir pekan memberi kesempatan kepada calon mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan di luar hari kerja biasa.

Program reguler dapat menawarkan berbagai jurusan: misalnya keuangan, akuntansi, pemasaran, sistim informasi, sumber daya manusia atau manajemen umum. Walau jurusan lainnya mungkin saja dapat ditawarkan di kemudian hari, saat ini kebanyakan program eksekutif yang diadakan pada akhir pekan hanya menawarkan satu jurusan, yaitu manajemen umum.

Sebelum mengambil program tersebut, penulis sebagai calon mahasiswa merasakan sulitnya mendapatkan informasi mengenai “seperti apa sih kuliah di sekolah bisnis?” di mana menyebabkan mahasiswa/i (selanjutnya disebut mahasiswa saja) kesulitan mengadaptasikan dirinya terhadap metode cara belajar-mengajar yang baru, terutama pada saat-saat awal kuliah. Sebelum perkuliahan dimulai, ada baiknya jika mahasiswa dapat memperoleh informasi lebih awal “bagaimana sih proses belajar mengajar dengan menggunakan metode pengajaran studi kasus (case study teaching method)?”. Kemudian, pada saat mahasiswa akan membuat thesis, studi kasus (case study) mungkin menjadi pilihannya. Beberapa dari mereka mungkin bertanya-tanya dalam hati “saya telah belajar menganalisa beberapa ratus kasus selama kuliah, dan sekarang saya ingin menulis studi kasus untuk thesis saya – bagaimana cara memulainya yah?”

Sekolah bisnis jenjang magister (S2) di indonesia akan memberikan gelar MM (Magister Manajemen) dan/atau MBA (Master of Business Administration) setelah mahasiswa dinyatakan lulus dan memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan. Beberapa sekolah bisnis menawarkan program dual degree di mana anda akan mendapatkan gelar MM dan MBA sekaligus. Kedua gelar tersebut adalah gelar akademis jenjang magister.

Hari pertama kembali ke bangku kuliah merupakan saat yang menyenangkan bagi kebanyakan kita semua. Untuk anda yang mengambil program eksekutif , sebagian besar mungkin sudah lama berkecimpung di dunia industri sejak lulus S1, sehingga berada di kelas dengan teman-teman baru dan lepas dari aktivitas rutinitas bisnis sehari-hari adalah benar-benar menyegarkan. Kebanyakan mahasiswa di program eksekutif telah memiliki pengalaman pada beberapa posisi manajerial, baik jenjang manajemen  yunior maupun manajemen puncak, atau bahkan merupakan pemilik dari suatu bisnis.

Pada beberapa sesi pertama perkuliahan, anda mulai saling mengenal satu sama lain, saling belajar dan tukar pengalaman, dan juga mulai mengenal para dosen.

Selanjutnya, anda perlu mulai membiasakan diri dengan lingkungan kampus seperti layanan mahasiswa, layanan perkulianan, layanan fotokopi, perpustakaan, toko buku, kantin, dan lainnya;  Juga menyelesaikan urusan administrasi seperti mendaftarkan mobil untuk layanan parkir gratis, melengkapi semua pernyaratan administrasi yang masih tertunda, dan sebagainya. Kelas akan memilih seorang ketua kelas sebagai wakil untuk mengelola semua aktivitas di kampus yang berhubungan selama proses perkuliahan, sebagai wakil untuk berkomunikasi dengan berbagai pihak di  sekolah bisnis seperti dosen, bagian layanan operasional perkuliahan, dan layanan dokumen.

Penulis membuat suatu buku tentang pengalaman mengambil program tersebut. Buku ini dibuat berdasarkan pengalaman penulis saat mengambil kuliah selama dua tahun di sekolah bisnis jenjang magister, pasca sarjana (graduate business school) di Jakarta.  Program yang diambil adalah executive weekend program dengan jurusan general management di Binus Business School.  Buku tersebut terdiri dari 230 halaman, dengan ISBN: 978-1466251281, yang berjudul “Case Study Method in Leading Graduate Business Schools: A Practical Guide for Getting Your MM/MBA Degree in Indonesia by completing a case study thesis”, walaupun tidak jadi diterbitkan oleh penerbit lokal di Indonesia, sekarang sudah tersedia di Amazon.com: http://www.amazon.com/Method-Leading-Graduate-Business-Schools/dp/146625128X. Buku yang diterbitkan pada bulan Agustus tahun 2011 ini juga tersedia dalam bahasa Indonesia, walaupun versi bahasa Indonesianya tidak jadi diterbitkan.

Bab-bab pada buku ini telah ditata sedemikian rupa, sehingga secara praktis dapat memberikan ilustrasi kepada para mahasiswa maupun calon mahasiswa tentang kuliah di sekolah bisnis, yang menerapkan case method. Case study teaching method telah banyak diterapkan dan terus diadopsi oleh sekolah bisnis di dunia semenjak diperkenalkan pertama kali di Harvard Law School.

Contoh dari studi kasus yang dibuat oleh penulis sebagai thesis, dibuat untuk keperluan diskusi dan analisa agar para mahasiswa di kelas-kelas berikutnya mendapatkan gambaran tentang apa yang mereka akan pelajari. Kemudian saat para mahasiswa telah kuliah di suatu sekolah bisnis dan memutuskan untuk menulis studi kasus untuk thesisnya, maka mereka akan lebih siap untuk memulai proses penulisan tersebut.

Penjelasan diperkaya dengan komentar dari lulusan beberapa sekolah bisnis di Indonesia seperti IPMI Business School, Master of Management Gajah Mada Business School (MMUGM), Magister Manajemen Agribisnis (MMA-IPB), Master of Management Universitas Indonesia (MMUI), Binus Business School (BBS), PPM Institute of Management (Sekolah Tinggi Manajemen PPM), dan Prasetiya Mulya Business School.

Komentar-komentar dari para lulusan dimaksudkan hanya untuk menunjukkan opini independen pada saat mereka kuliah di sekolah bisnis tersebut. Komentar-komentar tersebut tidak dimaksudkan untuk mewakili persepsi para mahasiswa secara umum untuk sekolah bisnis tertentu, karena para lulusan dipilih acak dan komentar-komentar tersebut tidak dikumpulkan berdasarkan metoda statistik (misalnya mengumpulkan minimum 30 sample untuk menghasilkan distribusi normal).

Buku ini dimaksudkan sebagai suatu kontribusi terhadap dunia pendidikan di Indonesia untuk mendukung para mahasiswa dan orangtuanya dalam memilih sekolah bisnis, dengan memberikan suatu gambaran singkat tentang pembelajaran studi kasus di sekolah bisnis. Buku ini juga merupakan petunjuk praktis untuk para mahasiswa pada saat kuliah di sekolah bisnis terutama bagi sekolah bisnis yang menerapkan case method. Dengan semakin banyaknya mahasiswa yang memilih untuk menulis studi kasus untuk thesisnya, maka semakin banyak pula kontribusinya kepada dunia pendidikan di Indonesia. Kemudian, buku ini juga berguna bagi para orang-tua para calon mahasiswa, yang sedang memutuskan untuk mengirimkan anak-anaknya ke sekolah bisnis, apakah di dalam maupun di luar negeri. Sekolah bisnis di Indonesia dapat sangat dipertimbangkan sebagai alternatif dengan kualitas yang baik. Penulis berharap buku ini akan dapat berguna bagi siapapun yang tertarik untuk mengetahui tentang sekolah bisnis, terutama tentang metode studi kasusnya.